watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

VARIASI CINTA

Ini cerita kejadian pada waktu aku sedang ada
masalah dengan pacarku, namanya Gina, tinggi
badannya 160 cm, berat 57 kg, kulit putih bersih,
bra 36B. Namaku panggil saja Andi. Pacarku itu
sangat seksi karena bokongnya menonjol ke
belakang dan pinggangnya kecil jadi kata temanku
dia sangat montok.

Masalahnya kami sedang bosan satu sama lain,
karena hubungan kami sudah 2 tahun sementara
untuk pikiran menikah masih dibahas tidak
kunjung selesai karena ada faktor X diantara kami.
Untuk menghilangkan kebosanan pada saat kami
berhubungan badan dia sering membayangkan
yang melakukan hal ini dengan batang kemaluan
yang besar dan hot, batang kemaluanku sendiri
panjangnya 15 cm dan diameter 2,5 cm, katanya
kurang? dan karena saat itu aku sedang sibuk
kerja di kantor maka kalau sedang berhubungan
badan, biasanya bisa 30 menit di luar pemanasan,
pemanasan biasanya 30 menit juga mulai dari
atas sampai menjilat liang kemaluan, sekarang
pemanasan 15 menit dan hubungan badan 5
menit. Wah, dia protes setiap selesai
berhubungan badan, sudah pasti saya keluar
duluan sementara dia naik saja belum. Sementara
saya juga tidak terpikir untuk menyeleweng dan
dia juga menjaga perasaan saya dengan tidak
menyeleweng, tapi yang terjadi kami sering
berantem kecil-kecilan dan dia kalau diajak
berhubungan badan sering malas.
Ceritanya sendiri kami jalan-jalan malam itu
kurang lebih jam 9.00 malam berkeliling di
daerah Thamrin. Sambil jalan kami
membicarakan masalah hubungan badan, dia
protes karena kondisiku yang tidak berubah. Dia
bicara begini, "Andi, aku bosen nih kamu kalau
hubungan sekarang cepet banget, kan Gina
belum puas", katanya merengek.
"Habis aku lagi capai sih.." kataku.
"Ah, gitu terus alasannya.." katanya.

"Yaa bukan gitu dong.. tapi lagi bener tidak fit",
kataku.
"Tapi aku kan jadi suntuk nih, kepalaku sering
nyut-nyutan, aku jadi kepengen banget badanku
digerayangin sama cowok lain! Aku pengen
gituan yang hot yang lama 2 jam dan batang
kemaluannya gede", kata Gina.
"Enak kali ya.. sama bule", katanya
menyambung.
"Memang kamu berani Gin.." kataku sedikit
cemburu tapi ada perasaan lain ingin menantang
dia.
"Yaa, iyalah.. tapi aku kan tidak enak sama kamu",
katanya.
"Memang kamu pengen batang kemaluan yang
gede dan yang hot?" tanyaku.
"Yaa.. habis kamu kalau hubungan sepertinya
sudah tidak full lagi tegangnya dan mana cepet
lagi. Pusing aku, tahu!" katanya.
"Yaa.. sudah kalau gitu sini kamu tiduran biar
tidak pusing."
Kemudian jok kursinya dia mundurkan dan dia
rebahan di pangkuanku, tangan kiriku langsung
membelai rambutnya.
Terus kupijat kepalanya dan ternyata dia
keenakan, lalu merem pelan-pelan. Tanganku
turun ke leher, pundak dan ke dadanya. Kuremas
perlahan, dia diam saja, kancing bajunya satu
persatu kubuka sambil mobil jalan terus berputar
di sekitar Monas dan Sabang. Perlahan tanganku
meremas buah dadanya ternyata sudah
mengeras. Dadanya montok, bentuknya bulat
penuh dengan puting berwarna merah jambu.
Ketika kusuruh melepas branya, dia langsung
membuka kancing branya dan melepas bra
tersebut sehingga buah dadanya yang montok itu
menantang keluar kedua-duanya karena bajunya
sudah kupinggirkan ke samping. Dengan leluasa
tangan dan jari-jariku bermain meremas dan
memijat pelan putingnya yang telah mengeras.

"Akkhh.." desah Gina keenakan.
"Mhh.. enak Gin.." tanyaku.
"Iyyaa.." desahnya keenakan.
Jari tanganku lalu turun ke bawah mengusap
perut dan pusarnya, terus ke bawah membuka
kancing celana jeans-nya dan menarik
reitsletingnya. Srett.. terbuka sudah dan perlahan
jari ini menyentuh bulu-bulu halus di atas bibir
kemaluannya. Kemudian kuremas perlahan dan
kuusap.
"Aakhh.. Andii.." keenakan rupanya dia dan..,
"Aduuhh, aku pengen batang kemaluan yang
gede Ndii.." Wah mulai deh dia ingin
berhubungan badan.
"Yang lamaa.. yang hot.. akhh.." desah dia keenakan.

ceritaindo.sextgem.Com Jariku naik turun dari dada ke sekitar liang
kemaluannya, dengan perasaan cemburu aku
bertanya kepadanya, "Kamu mau sama yang
gede kayak bule Gin..?" tanyaku.
"Mauu.." desahnya sambil badannya bergetar.
Wah, kepalang tanggung nih pikiranku jadi kotor.

"Kamu pengen yang hot yaa?" tanyaku lagi.

"Akhh.. aahh iyaa.." katanya.
"Ya sudah kamu cari aja.." kataku penasaran ingin
membuktikan kepadanya.
Pikir-pikir dari pada dia main di belakang lebih baik
terus terang kalau memang berani.
Ketika di jalan sekitar McDonald, kulihat ada bule
sendirian di pinggir jalan sedang berdiri,
badannya besar dan tinggi. Aku melihat dia
sedang mencari bantuan. Ketika kulihat, dia juga
melihat. Setelah sekali putar kulihat dia masih di
tempat, sementara jariku sedang merayap di
sekitar bibir kemaluan Gina, kemudian mobil
kupinggirkan. Ehh, bule itu mendekati mobil kami,
Gina tidak tahu kalau kaca jendela kubuka. Dia
pikir aku ke pinggir karena capai keliling terus, jadi
dia biarkan saja dadanya terbuka dengan
putingnya yang mengeras dan bulu-bulu halus
yang terlihat dari luar. Bule tersebut mendekat
dari sisi pintu Gina dan melihat ke dalam sambil
berbicara,
"Maukah anda menolong saya.. ups.. maaf.."
katanya sambil terbelalak matanya.
Dia kaget melihat posisi Gina terlihat buah
dadanya yang putih mulus keluar dengan puting
yang telah mengeras dan bulu halus kemaluan
Gina terpampang tepat di wajahnya. Karena
badannya menjorok ke dalam pada saat berbicara.

Gina tidak kalah kaget. "Lhoo?" dia segera bangkit
dari tidurnya dan merapikan kemejanya.
"Kok kamu tidak bilang kalau ada orang sih.."
wajahnya merah karena malu.
"Sudah tidak apa-apa.." kataku tersenyum, lalu
aku bilang ke bulenya, "Ma'af, ini pacar saya. Apa
yang bisa saya bantu."
Setelah tenang sedikit sambil melihat ke Gina dia
bilang, "Mobil saya rusak dan tidak ada bantuan",
kata si bule.
"Mobil saya rusak dan saya sudah minta tolong
teman saya tapi teman saya sedang pergi jadi
saya tunggu di sini", katanya lagi.
"Ya sudah, anda masuk saja ke belakang", kataku.
"Ooh ya, terima kasih.." katanya sambil melirik ke
arah Gina.

Dia naik dan duduk di belakang. Sementara Gina
masih kaget sedikit tapi melihat bule itu ganteng
(katanya) dia perlahan protes, "Aku kan malu.."
katanya.
"Katanya pengen bule", kataku berbisik.
"Tapi kan tidak begini dong.." katanya merajuk.
Kulihat dia tidak marah berarti dia juga
kemungkinan suka.

"Aah ya, saya Andi", kataku bersalaman, "Dan ini
Gina.."
Sambil tersenyum mereka berdua bersalaman
dan terus mengobrol basa-basi dari mana dan
seterusnya. Setelah basa-basi selesai lalu dia
bilang, "Kamu punya body bagus Gin.."
Gina mencubit pahaku, "Aku kan maluu.."
Terus aku bilang, "Katanya kamu pengen tahu
Gin, gedenya seberapa", kataku.
"Yaa, aku kan cuma.." kata dia tidak meneruskan
karena si bule (namanya Chalued) menyeletuk.
"Kalau kamu pengen tahu, kamu lihat saja",
katanya sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa kok.." kata si bule.
Aku yang sudah penasaran sejak tadi oleh
keinginan Gina terus menimpali, "Ya sudah Gin..
kamu ke belakang saja Gin.." kataku.
"Aakhh, tidak ahh. Gila kali.." kata Gina
tersenyum.
"Ya tidak, kan cuma lihat saja biar kamu tidak
penasaran", kataku.
Eeh, si bule bilang mengenai hal tersebut tidak jadi
masalah kalau di negaranya (Prancis) di sana
mereka sudah bebas kalau suka ya bilang suka.
"Kalau kamu penasaran ya lihat saja", katanya
tersenyum.

Karena terus diajak bicara dan Gina antusias
mendengarnya akhirnya dia mau juga ke
belakang.
"Lihat saja yaa.." kata Gina tersenyum malu.
Kemudian kujalankan mobil ke jalan Menteng,
sementara Chal kulihat segera membuka kancing
celananya dan reitsletingnya terus menarik ke
bawah celananya. Gina yang duduk di
sampingnya melihat keluar jendela sampai Chal
mengeluarkan batang kemaluannya yang besar
walaupun belum tegang sekali.
"Hai.. lihat ini", katanya sambil tangan kirinya
memegang batang kemaluannya sendiri dan
tangan kanannya memegang tangan kiri Gina.
Gina melihat batang kemaluan bule itu dan terlihat
wajahnya menegang terpaku melihat batang
kemaluan yang besar berwarna putih dengan
kepala batang kemaluan seperti topi baja.
Sementara aku menyetir terus dan dapat melihat
melalui spion atas kelakuan mereka berdua di
belakang.
"Kamu lihat ini dan pegang saja!" kata Chal.
"Wihh takut akhh.." desah Gina dengan suara
serak.
"Tidak apa-apa biar kamu tidak penasaran lagi",
kata Chal.
Gina terpaku melihat batang kemaluan Chal di
samping tangannya. Chal mengambil inisiatif,
langsung dia mencium pipi Gina perlahan, karena
Gina diam saja maka wajah Gina dipegangnya
dan.. Gila dia mencium bibir Gina dengan
perlahan dan perlahan kulihat Gina membalas
ciuman itu dengan membuka bibirnya serta
merta Chal melumat bibir itu dan memasukkan lidahnya.

"Emmhh.." desah Gina perlahan.
"Kamu suka Gin.." bisik Chal di kuping Gina.
Melihat reaksi positif dari Gina, tangan kiri Gina
diarahkan untuk memegang batang kemaluan
besar yang telah menyembul dari atas celananya.
Ternyata Chal sudah melepaskan celananya
berikut celana dalamnya sampai di paha.
Walaupun belum keras tapi sudah berdiri tegak
batang kemaluan itu berikut bijinya yang ditutupi
rambut kemaluan. Gina mulai memegang batang
kemaluan itu dan ternyata walaupun masih lemas
jari telunjuk dan ibu jarinya tidak dapat
bersentuhan (membuat bentuk huruf O)
membuat Gina penasaran dan melihat secara
jelas bentuk batang kemaluan bule tersebut dan
mendesah, "Aakkhh gedee bangeet.." desahnya
dengan suara parau dan wajah memerah.
Wah, kudengar dia sudah birahi, panik juga aku.

ceritaindo.sextgem.Com Kemudian Chal sambil mencium telinga Gina
berbisik, "Kamu kocokin dong.." desah si bule
tidak tahan keenakan.
Wah sudah lupa mereka berdua, katanya hanya
lihat saja, kok minta dipegangi dan dikocok lagi.
Eeh, ternyata Gina menuruti permintaan Chal dan
perlahan jari-jari tangannya meremas dan mulai
mengurut ke atas dan ke bawah dan dalam relatif
singkat batang kemaluan bule tersebut berdiri
dengan kokohnya di tangan Gina. Panjangnya
lebih dari batang kemaluanku atau lebih kurang 22
cm dan diameternya sekitar 4 sampai 5 cm.
"Emmhh.. akhh.." desah mereka berdua di jok
belakang.
Makin lama semakin hot saja mereka berdua,
sementara tangan Gina terus mengocok
kejantanan Chal. Chal pun dengan nafsunya
mengulum bibir Gina dan jemarinya dengan
cepat membuka kancing kemeja Gina, karena
Gina belum mengancingkan semua kancingnya
(sengaja barangkali) maka kemeja tersebut
dengan cepat terbuka semua dan dengan sigap
tangan dan jari Chal langsung meremas susu
Gina yang ternyata telah mengeras dan
menonjol.
"Akhh enak Chal.." desah Gina menggelinjang.
Baju itu disingkirkan ke samping dan begitu bibir
Gina dilepas ciumannya maka mulut Chal
langsung mendekat ke dada Gina sambil terus
meremas perlahan. Puting Gina dihisap sambil
dijilat, gundukan daging dada berganti-ganti
sehingga, "Akhh.. uuff.." erang Gina keenakan.

Wajah Gina sudah menengadah ke atas dengan
posisi pasrah, sementara tangan kirinya terus
mengocok batang kemaluan Chal yang besar dan
penuh digenggamannya dengan makin cepat,
kadang-kadang diremas batang kemaluan itu
dengan kuat tanda dia sudah tidak tahan karena
rangsangan yang ada pada sekujur tubuhnya dan
bergetar badannya.
"Ooohh.. Anndii.." desahnya keenakan lupa kalau
yang sedang bersamanya itu si Chal. Tangan
kanan Gina menekan kepala Chal ke dadanya
sementara tangan kirinya sudah tidak beraturan
mengocok batang kemaluan besar dan
menariknya ke atas seakan-akan ingin digesekkan
atau dimasukkan ke dalam liang kemaluannya
sendiri dan seakan-akan memaksa untuk segera
dituntaskan semuanya.

Chal menyadari yang diminta Gina dan tangan kiri
Chal segera membuka kancing celana Gina dan
menarik ke bawah reitsleting celana Gina. Tahu
atau pura-pura tidak tahu Gina membiarkan
tangan itu membuka reitsleting dan dengan
mengangkat sedikit pantat Gina tangan Chal itu
berhasil meloloskan celana panjang berikut celana
dalam Gina yang berwarna hitam tipis terbawa
tertarik ke bawah. Celana itu tertarik hingga di
tengah paha Gina di atas dengkul Gina sedikit.
Tersembul sudah batang paha Gina yang putih
mulus dan gundukan kemaluan Gina yang
ditutupi oleh rambut kemaluannya yang halus
berwarna hitam ikal.
"Kamu mulus sekali Ginn.." bisik Chal sambil
tangannya mengusap paha jenjang milik Gina.
"Ahh kamuu.." Gina tersenyum keenakan dan
mata memerah. Keadaan mereka berdua sudah
sama-sama dengan celana yang telah merosot
dan posisi celana mereka berdua telah berada di
atas dengkul masing-masing. Gina hanya
mendesah dan menggelinjangkan pinggulnya
sambil merenggangkan paha atasnya ketika jari-
jari Chal itu mulai merayap perlahan, mengelus
dan menekan sekitar atas kemaluan Gina yang
ditumbuhi bulu-bulu halus dan menyebarkan
aroma yang khas dari kemaluan Gina. Mereka
benar-benar telah tidak memperhatikanku yang
membawa mobil dengan perlahan sekali dan
terus memperhatikan kelakuan mereka berdua
yang sudah seperti orang kepanasan.
Mereka sama-sama mendesah dan mengerang
perlahan.

"Saya suka sekali wanita Indonesia.." desah Chal.
"Wanginya sangat enak sekali", kata Chal sambil
mendesah.
"Emmhh.." desah Gina sambil mengerakkan
pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Sementara
batang kemaluanku sendiri sudah kukeluarkan
sejak tadi dan perlahan kukocok sendiri, "Sialan",
makiku dalam hati, cemburu tapi enak juga aku
melihatnya serasa menonton film BF beneran di
depan mata lagi. Jari bule itu mulai menyentuh
belahan kemaluan dan mengusap perlahan terus
dari atas ke bawah. Belahan kemaluan Gina sudah
terlihat basah dan menjadi licin di sekitar belahan
tersebut dan semakin lama menyebarkan aroma
yang membuat Chal dan aku menjadi makin
terangsang. Tangan Gina sudah terlepas dari
mengocok batang kemaluan itu dan kedua tangan
itu terkulai lemas meremas kepala Chal dan
kadang-kadang mengusap punggung Chal
dengan sangat merangsang sekali. Chal sabar
sekali sementara tangan kiri dan jarinya terus
membelai belahan kemaluan Gina, tangan
kanannya terlihat meremas buah dada Gina,
sementara itu mulutnya menghisap puting Gina
yang telah mengeras serta menjilati permukaan
dari gundukan buah dada Gina atau mengulum
bibir Gina dengan emosi yang teratur.
Kurang lebih 20 menit Chal telah merangsang
sekujur tubuh Gina sementara baju Gina telah
terlepas membuat dia leluasa menggerayangi
sekujur tubuh putih mulus itu. Terlihat Gina
tersenyum puas dan memasrahkan diri
sepenuhnya untuk diraba dan diremas oleh jari
Chal dan Chal pun menciumi seluruh tubuh Gina
yang telah polos sampai ke punggung pun dia
ciumi dengan penuh gairah. Suatu pemandangan
yang eksotik dan luar biasa, kupandangi
kekasihku digerayangi dan dilumat habis seluruh
badannya dan wajahnya tapi aku tidak cemburu,
malah terasa puas dan bernafsu sendiri melihat
adegan tersebut.

Sungguh sensasi luar biasa. Gina sudah bugil
setengah badan ke atas tanpa sehelai benang pun
di tubuh atasnya terlihat tonjolan buah dadanya
yang putih bulat penuh mengeras dengan puting
merah jambu dan sementara itu celana panjang
Gina telah merosot sampai ke bawah dengkulnya
sehingga dengan makin leluasa jemari bule
tersebut meremas gumpalan daging kemaluan
Gina dan jari tengahnya terus menggesek belahan
kemaluan tersebut. Chal terus membelai belahan
kemaluan Gina tanpa dia berusaha memasukkan
jari tengah tersebut ke dalam kemaluan Gina yang
telah terpampang dengan pasrah. Sementara
Gina telah dalam posisi setengah rebahan dengan
kaki terbuka atau bisa disebut mengangkangkan
kakinya.

Chal melihat Gina sudah pasrah dan seluruh
badannya bergetar seperti menahan sesuatu
segera merubah posisi badannya menghadap ke
Gina. Dia berlutut di depan Gina yang telah
mengangkangkan kakinya sehingga posisi
badannya sekarang telah berada di antara kedua
kaki Gina yang mengangkang lebar dan lubang
kemaluannya yang telah terlihat jelas telah basah.
Karena posisi yang sempit di belakang mobil
maka Chal mendorong dan melipat kursi di
sampingku ke depan.
Wah aku takut juga kalau sampai batang
kemaluan Chal yang panjang dan besar itu telah
siap-siap mengarahkan ke belahan kemaluan Gina
yang telah menantikan dengan mata terpejam
dan mulut yang terbuka dengan desahan,
"Jangan Chal.." desah Gina.
"Takuut.." erang Gina.
"Tidak apa-apa.. sakitnya hanya sebentar", desah
Chal sambil mengambil posisi sementara
tangannya terus merayap di sekujur tubuh Gina.

"Tapi aku takut tidak muaat.. nanti kemaluanku
robeek.." kata Gina sambil ketakutan melihat
batang kemaluan Chal yang benar-benar luar
biasa besarnya telah berada di depan permukaan
kemaluannya.
"Kamu harus mencobanya Gin.. pelan-pelan
saja.." desah Chal sambil mulai mengarahkan
batang kemaluannya ke lubang kemaluan Gina
yang telah terbuka sedikit akibat jari-jari Chal yang
terus membelai belahan kemaluan Gina. Rupanya
Gina benar-benar takut dan membuatku juga
ketakutan. Wah, bahaya nih kalau sampai ada
apa-apa aku juga yang ketimpa pulungnya, kami
berdua juga nanti menanggung resikonya. Mobil
segera kupinggirkan di sisi jalan yang agak gelap
dan kuhentikan secara perlahan. Setelah kurasa
aman di sekitar jalan aku segera membalikkan
tubuhku ke belakang untuk melihat lebih jelas lagi.
"Kamu jangan takut, saya tempelkan saja dahulu
batang kemaluan ini sampai kamu nanti mau.."
kata Chal merayu sambil lidahnya menjilati sekitar
kuping Gina. Gina yang keenakan lalu
membiarkan Chal melanjutkan aksinya, dengan
menjepit pinggang Chal dengan kedua kakinya,

Gina melihat batang kemaluan Chal yang besar itu
ditempelkan tepat di belahan kemaluan Gina yang
telah basah hanya setengah ke bawah menempel
tepat di lubang kemaluan Gina sedangkan
setengah lagi berada di atas belahan Gina, Gina
merasa dengan posisi yang aman menerima
kuluman Chal dan merasakan batang kemaluan
besar milik Chal mulai secara perlahan menggeser
di belahan kemaluannya.
"Oohh.. Chal.. enaakk.. emmhh.." erang Gina.

"Uuuff.." desah Chal keenakan.
"Yaa enakk Gin.." kata Chal.
"Teruss digeseek dan ditekan Chal.." pinta Gina.
"Ya sayang.." kata Chal mulai mempercepat
gesekan di belahan kemaluan Gina. Dengan cara
naik turun posisi badan Chal terlihat seperti ingin
naik dan tidak.
"Tekan teruuss Chal.." erang Gina yang makin
lama semakin keenakan.
"Enaakk.. oohh.. puasin aku Chal.. ahkk.." desah
Gina dengan suara yang telah parau.
Posisi kaki Gina telah mengangkang dengan lebar
membuat Chal lebih leluasa menggerakkan
badannya kadang naik-turun dan kadang
mendorongkan batang kemaluannya ke depan
sehingga lebih menekan belahan kemaluan Gina.

Kulihat kemaluan Gina telah terbelah bibir
kemaluannya karena tekanan batang kemaluan
Chal yang terus bergerak menekan belahan bibir
kemaluan Gina, sementara terlihat batang
kemaluan Chal mulai mengambil posisi setengah
ke atas, batangnya yang menggeser belahan bibir
kemaluan Gina dengan sedikit tekanan yang terus
menerus. Kepala batang kemaluan Chal mulai
secara beraturan menyentuh dan mendorong
klitoris Gina yang telah terbuka.
"Aahh.. aduuhh.. ennaakk.. sshh", desah Gina
sementara tangan Gina telah berada di belakang
punggung Chal dan sambil menekan pantat Chal,
Gina membetulkan arah gerakan batang
kemaluan Chal yang terus berusaha mendobrak
klitoris Gina.
"Emh.. uff.." erang Chal menahan sesuatu. Aku
tahu dia sudah ingin menerobos masuk ke dalam
lubang kemaluan Gina tapi kerena Gina tidak
mengatakannya dia berusaha menahan
keinginannya yang telah di kepalanya.
"Chal.. Chal.. eeng.." Gina bergumam, aku tahu
kalau Gina telah siap dimasuki oleh batang
kemaluan besar itu. Terlihat tangan Gina
gerakannya sekarang mendorong dan menarik
pantat Chal sedangkan posisi kepala batang
kemaluan Chal telah terbenam melewati klitoris
Gina. Terlihat batang kemaluan itu mulai bergerak
mengikuti arahan Gina mencoba untuk terus
menerobos liang kemaluan Gina yang terasa
sempit sekali untuk ukuran batang kemaluan
sebesar Chal. Kepala Gina sudah menengadah ke
atas dengan mata terbelalak tinggal putihnya,
sementara mulutnya terbuka mengerang,
"Ahhkk.. sakiitt.. ahh.." Chal menahan aksinya
dengan mulai menarik kepala batang
kemaluannya yang telah terbenam di dalam
kemaluan Gina. Dia melihat Gina dan ada
perasaan sedikit takut dan ragu untuk
meneruskan aksinya.
"Ginaa.. Ginnaa.. akhh", desah Chal meminta
kepastian kesiapan Gina apakah seluruh batang
kemaluannya dapat menerobos masuk ke dalam
kemaluan Gina. Tapi Gina sudah tidak dapat
berkata-kata karena mulutnya hanya dapat
menganga terbuka.

"Ekhh.. akkhh.. oohkk", dengan keraguan Chal
terus melanjutkan aksinya dengan posisi sama
seperti sebelumnya. Terlihat batang kemaluan
Chal terus berusaha menekan lubang kemaluan
Gina dengan kepala batang kemaluannya yang
besar itu, tapi dia menarik kembali ketika Gina
mulai seperti orang tercekik dan mulutnya yang
mengerang kesakitan.
"Uuff.. uff.. uuff.." desah Chal sambil terus
memajukan dan menarik pantatnya dan makin
lama semakin cepat dan terlihat begitu liar
gerakan keduanya. Kepala batang kemaluan Chal
terus menekan klitoris Gina berulang-ulang
kadang masuk kadang di luar bibir kemaluan.
"Akhh.. akhh.. akhh.. engg.. engg.. aakhh..
eengg.." Gina mencengkeram pantat Chal kuat-
kuat dan akibat sundulan kepala batang kemaluan,
"Oohh.. akuu.. keluaarr.. Chal.. uuff.. aahh..
enaak.." erang Gina kelonjotan dan bergetar
seluruh badan Gina di dalam pelukan Chal. Chal
merasakan siraman air hangat dari dalam lubang
kemaluan Gina yang terus mengalir membasahi
batang dan kepala batang kemaluannya,
membuat batang kemaluan itu menjadi
mengkilap dan basah.

"Kamuu.. keluar Giinn.. sayaa.. jugaa mauu..
uuff.. uuff.. aahh.. aahh.." desah Chal dengan
nafas berirama, nafasnya terdengar keras.
"Eeennakk.. oohh akuu.. puaass", Gina terus
mengerang karena terus merasakan sundulan
kepala batang kemaluan Chal di dalam kemaluan
dan gesekan batang kemaluan Chal di bibir dan
dinding luar kemaluannya. Ternyata hanya
sebatas leher kepala batang kemaluan Chal yang
dapat terbenam di dalam lubang kemaluan Gina
dan terasa terus menggesek dinding kemaluan
Gina terus menerus.

"Teruss.. Chal.. tekan teruuss.. oohh.. oohh..
benar enak.. ahh.." Gina tersenyum puas melihat
Chal masih terus berusaha memberikan
rangsangan di sekitar dinding kemaluannya. Chal
melihat Gina tersenyum dan ikut tersenyum
puas.
"Kamu puass.. Gin.. enak.. kan.." senyum Chal
sambil menjilat bibirnya sendiri dengan lidahnya.

"Biar kamuu.. puaas Ginn.." kata Chal sambil terus
menghujamkan sepertiga batang kemaluannya ke
dalam liang kemaluan Gina.
Terdengar bunyi, "Sleepp.. ahhkk.. sleepp..
brreet.." rupanya kemaluan Gina terus semakin
basah dan semakin licin untuk batang kemaluan
Chal yang terjepit di lubang kemaluan Gina.

"Gilaa.. kamuu rapat sekali lubangnya.. uuffhh..

susah.. Ginn.. untuk masuk.." Chal penasaran
sekali dengan kemaluan Gina yang terlalu sempit.

Gila memang, batang kemaluan Chal yang besar
itu berhasil menggelosor keluar masuk di lubang
kemaluan Gina, posisi Gina sudah ditindih oleh
badan Chal. Kulihat mereka berdua telah telanjang
bulat saling merapatkan dan menggesekkan
badannya. Sementara kulihat juga pantat Chal
melakukan irama naik turun dan kadang diselingi
gerakan mendorong dan menarik.
Benar-benar membuat penasaran karena gerakan
Chal, aku merubah posisi duduk ke belakang
mereka, tanpa mereka sadari aku melihat dengan
jelas batang kemaluan Chal yang besar dan
panjang itu sebagian telah keluar masuk di dalam
kemaluan Gina, sementara gerakan mereka makin
lama semakin lincah karena kemaluan Gina terus
mengeluarkan cairan yang membuat batang
kemaluan Chal terus dapat menerobos dinding
kemaluan Gina.

"Aakkhh.. uuff.. eennak.. aahh.. teruuss.. tekan..
sayang.. aahh.. ngg.. aku mau batang kemaluan
gedee.. ahh enaak ngentot.." Gina kelojotan
dihujami batang kemaluan bule walaupun belum
semua batang kemaluan Chal masuk menembus
kemaluan Gina. Tangan Gina terus memberikan
remasan di pantat Chal dan kadang menekan
pantat itu ke bawah.
"Kamuu kuat.. Ginaa.. kemaluan kamu masih
sempit.. sayang.. oohh.. nikmatnya.. kemaluan..
kamuu.. enak.. adduuhh batang kemaluan sayaa..
dijepit aah enak.. haa.. haa.. mhh.. ennak.." Chal
tersenyum melihat Gina merem-melek keenakan.
"Sleep.. poof.. sleep.. poof.. breett.. aahh.. sleep..
breet.. breet.." gerakan pantatnya menekan dua
kali dan memutar dua kali pada saat posisinya
menekan, terlihat pantatnya kempes memberikan
tekanan agar batang kemaluannya lebih masuk
lagi ke dalam kemaluan Gina setelah 2 sampai 3
kali menekan batang kemaluannya ke dalam pada
saat menekan terakhir, pantat Chal memutar ke
kiri dua dan ke kanan dua kali.
Gila, Gina sudah tidak sempat lagi bergerak,
posisinya hanya mengangkangkan kakinya lebar-
lebar terlihat jari-jari kakinya menegang dan
tangannya hanya dapat memegang punggung
Chal dan sekali menjambak rambut Chal kadang-
kadang seperti orang kehilangan pegangan
menggapai-gapai mencari pegangan. Sementara
nafasnya terdengar tidak beraturan yang ada
hanya lenguhan dan lenguhan disertai eranga panjang.

Dengan gerakan itu Chal telah melakukan gerakan
menghujamkan kemaluan Gina yang tadinya
hanya menggesek-gesek bibir kemaluan Gina,
sekarang batang kemaluannya telah masuk
menembus dinding kemaluan Gina yang sempit
dan basah. Terlihat bibir kemaluan Gina tertarik
keluar dan terdorong masuk mengikuti gerakan
batang kemaluan Chal, tiga puluh menit mereka
berdua saling menerima dan memberikan
kepuasan. Terlihat keringat telah membasahi
badan mereka berdua.
"Kamuu berbalik Gina.." desah Chal, lalu Chal
menarik batang kemaluannya, terdengar bunyi
"Plooff.." dan Gina mengambil posisi
menunggingkan pantatnya (gaya anjing) dengan
satu kaki di atas jok dan satu kaki di karpet mobil
sementara tangannya memegang sandaran jok
belakang ini, posisi yang disukai bule dan
tentunya kami juga. Melihat bibir kemaluan Gina
dengan jelas telah terbuka sehingga terlihat cairan
di pinggiran kemaluan Gina yang telah banyak
mengeluarkan air kewanitaannya. Sementara
klitorisnya terus bergerak mencari sesuatu untuk
digesekkan, Chal mengambil posisi tepat di
belakang pantat Gina setelah lima kali meremas
bongkahan daging pantat Gina dengan remasan
penuh nafsu. Sekali menguakkan kemaluan Gina
dengan jarinya terlihat daging dalam kemaluan
Gina yang berwarna merah karena terlalu lama
digesekkan batang kemaluan Chal. Dengan sedikit
demi sedikit Chal mulai menempelkan kepala
batang kemaluannya dibelahan kemaluan Gina
dan terus menggesekkan kepala batang kemaluan
tersebut ke atas dan ke bawah belahan kemaluan Gina.

"Aahh.. ennaak.. Chal.." desah Gina terpejam.

"Nikmatnya batang kemaluan kamuu.. enak..

Chal.." setelah delapan gesekan naik turun Gina
mendesah.
"Masukin Chal.. aku mau ngentot.. yang enak..
aahhk", dengan sedikit hentakan kepala batang
kemaluan Chal mulai menerobos dinding
kemaluan Gina. Perlahan melakukan gerakan
maju mundur dan makin lama semakin terasa
gerakan pantat Chal. Terlihat mulai membuat
batang kemaluan Chal sebagian tenggelam di
dalam kemaluan Gina.
"Ahhk.. aakhh.. uuff.. ahkk.. enaak.. aahh..
oohhkk.. yaa.. teruus.. akhh.. haak! haak! hak!"
Chal terlihat mengeram dengan nafas yang
memburu begitu juga Gina.
"Ookk.. yak.. yak.." Chal mulai dengan gerakan
sepenuhnya tangannya memegang pinggul Gina
untuk menahan gerakan akibat dorongan batang
kemaluan Chal yang menghujam semakin dalam
ke dalam kemaluan Gina.
"Hee.. aakhh.. okh.." nafas Chal memburu
dengan cepat sementara gerakan batang
kemaluannya di dalam kemaluan Gina terus
keluar masuk dan kadang berputar seperti
mengebor kemaluan Gina.

"Akhh.. aakhh.. eennak.. giila.. gila.. aakhh..

aduh.. duh.. gila.. mentok.. ahh.. batangnya

mentook.. aahk ennak mmffhh.. terus.. yaa

terus.." erang Gina.0 Sementara kepalanya
terdorong dan berputar menambah makin seksi
dilihat oleh Chal.
"Giinaa.. enak.. aahk.. akhh.. gilaa.. masuk..
semuaa.. Ginn.. enaak.. mmffhh aakhh puas,
gilaa.. kamu.. kuat aakh.." Chal terus
menghujamkan batang kemaluannya dalam-
dalam ke lubang kemaluan Gina. Sementara Gina
hanya bisa mengerang dan menjerit ketika kepala
batang kemaluan Chal mentok di dinding
rahimnya.
"Aku keluarr lagi.. Chal.. aahk ah.. ahk enak.."
erang Gina terpejam.
Telah 20 menit Chal memainkan batang
kemaluannya di dalam kemaluan Gina,
keringatnya telah menetes ke punggung Gina.
Sementara punggung Gina telah terdapat lima
bekas gigitan Chal, tiga di pundak Gina dua di
leher belakang Gina. Sungguh buas si Chal ini
kalau sedang bersetubuh, kadang-kadang
tangannya meremas buah dada Gina dan
meremas serta menarik ke bawah sehingga
memberikan dorongan lebih menekan batang
kemaluan Chal. Gina benar-benar sudah lemas
dan tidak bertenaga lagi. Kepalanya sudah rebah
ke jok mobil, sementara tangannya terkulai
lemas, terlihat rambutnya telah basah semua dan
badannya telah bermandikan keringat.
"Aahk Chal, aku.. lemes.. gila.. keluarin Chal.."
pinta Gina memelas.

"Yaa.. akh yak.. duh.. yaa.. Ginn.. aku keluarin..

huu.. huuf.. aakh.. enaak kemaluan kamu.. akh

aku mau keluarr.. aakh akh gila! Enaak.. ahh.. aku

mamu keluaar.. aahh.. hak.. haakk.. uuff.. oohk..
kamu hebat Ginn.." Chal melakukan gerakan
sangat cepat menghentakkan batang
kemaluannya sampai berbunyi, "Cepaak..
cepakk.." beradu pantat Gina dengan paha Gina
dan bunyi peraduan kemaluan dan batang
kemaluan.

"Breet.. bret.. plooff.. broot.. ploof.. brot.. broot..
poof.. broot.. ahk.. ya.." Gina yang mengetahui
Chal mulai menghentakkan batang kemaluannya
dalam-dalam melakukan gerakan liar memutar
dan menghisap serta memijat batang kemaluan
Chal dengan lubang kemaluannya.
"Akuu juga.. mau keluar.. ahh.. lagi.. Chal.. gila..
aahh.. ahh.. keluaar.. haa.. enak.." Chal
tersenyum puas sambil tangannya meremas
payudara Gina dan mulutnya mencium bibir Gina
yang telah terkulai lemas di jok mobilku.
Keadaan menjadi hening lebih kurang lima menit,
Chal tetap dalam posisi memeluk Gina dari
belakang kudengar mereka berbisik dan berbicara
perlahan sementara batang kemaluan Chal
walaupun sudah mengeluarkan maninya di
dalam kemaluan Gina terlihat masih berada di
dalam kemaluan Gina, belum menyusut mengecil
dan terlepas. Setelah saling membersihkan
keringat dengan tissue, kami pulang dengan
perasaan masing-masing puas telah saling
memberikan kepuasan kepada pasangannya.


Adult | GO HOME | Exit
1/1458
U-ON

inc Powered by Xtgem.com